Haba Aneuk Syuhada Aceh Timur – Ratusan pedagang ikan dan sayur dipasar baru peurlak kota kabupaten Aceh Timur mengaku rugi selama empat bulan menempati pasar tersebut, bahkan hari ini para pedagang dipasar baru tersebut protes terhadap kebijakan pemerintah dengan cara mereka kembali berjualan ikan dan sayur di ruas jalan kota peurlak. Senin 2 November 2020
Aksi ini merupakan protes para pedagang ikan dan sayur di pasar baru, karena mereka menilai pihak pemerintah daerah terutama pemerintah kecamatan yang tidak serius memindahkan seluruh pedagang sayur ke pasar baru. Hal ini disampaikan Toke Amat kepada Sejumlah awak media
“Terkesan pemerintah ingkar janji, pasalnya dalam surat larangan Nomor 501/1091, tertanggal 21 Maret 2020, jelas disebutkan, bahwa semua pedagang ikan dan sayur tidak dibenarkan lagi berjualan di pasar lama. Tapi kenyataannya setelah empat bulan kami pindah ke pasar baru, masih saja ada belasan pedagang sayur yang leluasa berjualan di lot pasar lama, mana janji sesuai surat yang dikeluarkan Camat?,”tanya Toke Amat kepada Sejumlah awak media
Toke Amat yang juga ketua pajak ikan peurlak kota tersebut menambahkan, banyak lot kios dipasar baru tidak berfungsi alias tutup. Terutama lot yang di barisan depan. “bahkan Kabarnya ada lot kios di pasar baru ini milik pejabat Aceh Timur, bukan milik pedagang peurlak, ujarnya dengan nada kesal
Lanjutnya, "Dengan masih adanya pedagang sayur di pasar lama, membuat kondisi pasar baru sepi pengunjung, setiap harinya kami pedagang ikan dan sayur menanggung rugi, Ikan kami busuk, sayur kami juga busuk, karena pengunjung tidak terfokus semuanya ke pasar baru," cetus Toke Amat yang didampingi Sejumlah pedagang lainnya
“Jika pemerintah tidak merealisasi sebagaimana hasil rapat yang telah dituangkan dalam surat tersebut, kami akan bertahan berjualan selamanya di ruas jalan ini, kami tidak takut digusur, karena kami sudah sangat rugi selama empat bulan di pasar baru,” tegas Toke Amat.
Pantauan awak media haba Aneuk Syuhada dilapangan terlihat kondisi pasar baru sepi setelah para pedagang angkat kaki dan pindah lagi ke ruas jalan, bahkan kondisi pasar baru saat ini bagaikan pasar tak bertuan, dengan kondisi sampah menumpuk di sudut-sudut pasar baru.
“Ini coba lihat, sampah saja di pasar baru ini tidak di buang hingga menumpuk seperti ini. Beginilah kondisi pasar baru. Kita menilai pemerintah tidak serius untuk menghidupkan pasar baru. Jika memang serius ayo sama- sama kita bangun kota kita ini menjadi tertip, jangan setetengah hati, bersikap adil dan tegakkan aturan seperti keputusan rapat sebelumnya,” harap Toke Amat.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM, Kabupaten Aceh Timur, Iskandar, SH, saat dikomfirmasi awak media diruang kerjanya mengaku, bahwa ada sekitar delapan pedagang sayur yang belum pindah ke pasar baru. Hal ini sedang diupayakan pihaknya.
“Bahkan kita sudah ultimatum kepada pemilik lot kios di pasar baru yang tidak buka hingga batas waktu 21 Oktober 2020, lot kios tersebut akan kita tarik kembali,” kata Iskandar, SH.
Terkait dugaan ada lot kios yang pemiliknya penjabat, Iskandar membantah keras. Katanya semua lot kios yang ada di pasar baru, semuanya diperuntukkan untuk pedagang. “Tidak ada lot kios di sana yang pemiliknya pejabat,” bantah Iskandar.
Hal yang sama juga dikatakan Camat Peureulak Nasri, Ia mengaku semua kios di pasar baru diperuntukkan untuk pedagang. Terkait persoalan ini, Ia bersama Muspika lainnya dalam waktu dekat ini akan segera mengelar rapat kembali dengan semua pedagang untuk mengatasi persoalan ini.
“Akan segera kita gelar rapat kembali dengan para pedagang ikan dan sayur untuk mencari solusi terkait persoalan ini,” tutup Camat Peureulak Nasri.
Reporter : Saiful